Media Inggris Menilai Donald Trump Berbohong Mengenai Cerita Jenderal Pershing

Semalam tadi ada serangan terhadap para pejalan kaki di Barcelona dan setidaknya menyebabkan ratusan orang terluka serta 12 orang meninggal (mirror.co.uk, 18 Agustus 2017). Menanggapi tragedi itu Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengeluarkan pernyataan melalui account twitternya yang isinya adalah sebagai berikut:
"Pelajari apa yang dilakukan Jendral Pershing terhadap teroris yang ditangkapnya. Tidak akan ada lagi radikal muslim hingga 25 tahun kemudian".
Pernyataan tersebut mengundang kritik dari media khususnya media Inggris. Bukan mengenai metode Jenderal Pershing dalam menangani teroris, tetapi lebih kepada kebenaran cerita Jendral Pershing itu sendiri.
Dua hari sebelum mengeluarkan pernyataan tersebut, Donald Trump, mengeluarkan pernyataan terkait insiden yang melibatkan kekerasan dan bahkan ada korban meninggal di Charlottesville, Virginia. Saat itu dia mengatakan:
"Tidak seperti media, Saya sebelum membuat pernyataan saya harus tahu faktanya".
Pernyataan inilah yang digunakan media Inggris untuk menyerang balik Donald Trump karena cerita mengenai Jenderal Pershing itu masih diragukan kebenarannya, bahkan lebih ke arah hoax.
Jenderal Pershing

Jadi cerita mengenai Jenderal Pershing versi Donald Trump:
Jenderal Pershing memimpin perang di tahun 1909 - 1913 di Moro, Filipina. Dia menangkap 50 orang teroris muslim. Tahanan itu dibuat berbaris kemudian Jenderal Pershing melumuri pelurunya dengan darah babi, kemudian 49 orang di eksekusi dan 1 orang dibebaskan dan disuruh cerita apa yang terjadi ke teman-temannya. Hasilnya selama 25 tahun tak ada serangan teroris lagi.
Menurut media Inggris, ceritanya tidak seperti itu, cerita versi Donald Trump itu beredar sejak tragedi 11 September 2001 (runtuhnya gedung WTC). Media Inggris mengungkan bahwa menurut ahli sejarah, tahanan itu dibebaskan dan tidak di eksekusi. Bahkan faktanya, menurut William Lambers, ahli sejarah, Jenderal Pershing adalah orang yang cinta damai, dia lebih mengutamakan pendekatan persuasif dengan melakukan dialog dari pada represif. Tidak hanya itu, Jenderal Pershing bahkan membaca Al-quran bersama warga Moro. Dia ingin membangun hubungan dengan warga Moro!
Sebagian besar ahli sejarah merasa cerita mengenai Jenderal Pershing versi Donald Trump tidak bisa dipercaya.
Oke guys, kesimpulannya adalah media Inggris menuduh Donald Trump berbohong dengan membuat pernyataan tidak sesuai fakta. Padahal Trump mengatakan sebelum membuat pernyataan dia harus tahu faktanya terlebih dahulu.